Minggu, 09 November 2014

[Fanfict] Angklung Cinta Inspired By : @Y_AndelaJKT48



            Pagi itu suara alunan angklung dan musik tradisional membangunkan ku dari tidur, sebelumnya perkenalkan namaku Muhammad Edwin, pada kali ini aku sedang study tour ke kota solo untuk 5 hari ini. Aku bergegas mandi  dan berpakaian lalu mendatangi dimana suara alunan musik tradisional tadi berasal, dan ternyata tak jauh dari tempat penginapanku.

            “Monggo mas masuk...”Ucap salah satu gadis asli situ yg menegur ku dengan nada yg medok jawanya sangat kental.
            “Eh iya iyaa makasih mba...”Balasku.
            “Saya masih muda toh mas, panggil andela aja ya...”Kembali ucap gadis itu dengan khas medok jawa yg sangat kental.
            “Oh iya, nama saya Edwin, kalau boleh tau ini tempat apa ya?”Tanyaku.
            “Jadi gini mas, ini sanggar senam musik tradisional yg ada disolo, saya disini mengajari orang2 yg ingin belajar angklung dan musik lainnya hehe”Jawab andela dan memperjelas profesi nya disini.
            “Banyak juga ya yg belajar disini...”Tambahku.
            “Oh iya mas, mas sendiri ini dari mana ya, saya kok baru lihat”Tanyanya kembali.
            “Saya dari jakarta, study tour kesini, karna pagi2 saya dengar ada suara musik tradisional begini, makanya saya kesini”Tegasku.

Apa yg terjadi pada saat itu benar2 membuatku penasaran untuk belajar musik2 tradisional disini.
            “Andela, belajar musik disini bayar?” Tanyaku.
            “Gratis kok, yg penting punya niat dulu aja” jawabnya.          
            “Kamu mau ajarin aku gak ?”Tanyaku.
            “Ya mau lah, pertama2 kamu belajar dulu cara buat angklung, sini aku tunjukkan tempatnya...”Ujar andela kemudian mengajakku kebelakang salah satu gedung ditempat belajar musik tradisional disitu yg ternyata tempat membuat angklung.
            “Sini duduk, aku ajarin...”sahutnya lagi

Disela2 andela mengajariku membuat angklung tanganku berdarah ketika terkena pisau saat ingin memotong bambu, andela pun kaget lalu masuk dan mengambil kotak P3K. “Duh, makanya hati2 toh win” ucapnya.
            “Aku gak tau juga, tadi itu tiba2 kena, hehe udah gak apa.”Balasku
Akhirnya aku melanjutkan pekerjaanku untuk membuat angklung hingga selesai...
            “Aku udah jadi nih win” ucapnya sambil menggoyangkan nadanya. “Kalau ini namanya nada DO” lanjutnya.
            “Kalau ini nada apa...”sahutku sambil menggoyangkan angklung buatanku.
            “Nah kalau itu nada sembarangan, hehe kamu kurang pendek memotong bambunya”jawabnya yg membuatku terdiam, ya wajar aja ini baru pertama kalinya aku membuat angklung kok. Andela pun memperbaiki hasil kerjaanku, hingga selesai “Nah sudah, ini namanya nada RE” tambahnya sambil menggoyangkan angklung buatanku yg ia perbaiki.
            “Oh iya iya, makasih yaa.” Balasku.
            “Sekarang kita masuk yok, kita liat orang2 sini memainkan alat musik tradisional...”Ajaknya.
            “Oh iya ayok, duh suatu kebanggan ini...”Jawabku.

Aku dan andela pun memasuki ruangan, aku hanya bisa menganga ketika melihat sebuah ruangan yg penuh alat musik tradisional, orang2 memainkannya, angklung, gong, gamelan,  bonang dan lain2. “Andela mereka semua asli orang sini ya ?” tanyaku.
            “Oh tentu, tapi ada juga orang barat yg belajar disini, itu...”jawabnya sambil menunjuk ke bagian lain didalam gedung situ, terlihat beberapa orang asing sedang memainkan alat musik tradisional daerah sini, sebagai bangsa indonesia, ada rasa malu dalam diriku karna malu mengapa orang luar saja mau belajar seni indonesia sedangkan aku tidak. “Eh kenapa melamun” Tegur andela yg seketika mengagetkanku.
            “Ehm gak apa, kamu mau kan lajarin aku main alat2 musik itu ?” pintaku.
            “Ya tentu lah win, besok ya aku ajarin, siang ini aku ada penampilan di gedung sebelah, kamu nonton yaa...” pintanya balik.

            Siang hari nya aku bersiap2 melihat penampilan sanggar musik tradisional disini, andela menggunakan kebaya coklat dan sarung batik “What the... ah ini andela cantik banget !”ucapku dalam hati.

Selamat datang para hadirin, selamat menikmati penampilan dari kami, sebelum itu kamu ucapkan terima kasih atas waktunya dan kesempatannya
melihat penampilan kami...”
ucap andela yg kemudian berbalik arah dan mulai memainkan angklungnya, dia terlihat memegang 2 nada yg berbeda, dan aku pun hanya mampu terdiam ketika mereka semua yg berada dipanggung memainkan alat2 musik tradisional itu hingga selesai, akupun kebelakang panggung dan mendatangi andela...
            “Andela, kamu tadi cantik banget ! Penampilan kamu juga keren !”Ucapku
            “Terima kasih yaa win” Balasnya sambil malu. “Oh iya kamu liat angklung yg ku pake tadi ? “ Tanyanya.
            “Liat, kamu kok pegang dua angklung sekaligus ?”tanyaku balik.
            “Iya aku pake 2 nada, DO sama RE, dan angklung yg ku pake tadi itu angklung buatan aku dan buatan kamu loh.”Balasnya yg kembali menundukkan kepalanya seraya malu.
            “Hah ?! Angklung buatan aku ? Kok...kok bisa?” tanyaku lagi dengan heran.
            “Ya bisa lah hehe” jawabnya sambil senyum kecil. Di sela kami berbicara tiba2 datang seorang pria tua mengampiri kami “Ndo ini siapa ?” tanya pria itu.
            “Ini edwin pah, dia murid yg study tour dari jakarta, dia mau belajar angklung sama musik tradisional juga disini.” jelas andela, ternyata pria itu adalah bapak dari andela.
            “Oh begitu, sekarang kamu kembali ke tempat kamu, andela mau beristirahat.”Ucapnya dengan nada tegas dan kemudian menarik tangan andela.
Aku hanya bisa terdiam dan heran, seakan orang tuanya melarang andela untuk dekat dengan siapapun.

Esok hari tiba, aku menunggu andela didepan gedung tempat kemarin kami membuat angklung, lumayan lama aku menunggu hingga akhirnya andela pun muncul. “Maaf win lama, tadi habis bantu ibu aku masak.”ucapnya dengan nada sedikit sedih.
            “Kamu baik2 aja kan ?” Tanyaku.
            “Udah aku gak apa2, ayok aku ajarin main angklung”Ucapnya kembali dan langsung masuk keruangan ini.
Ketika sampai andela mengambilkanku sebuah angklung, dan memberikannya padaku. “Tangan kirimu taruh disini, terus tangan kanan mu goyangkan bagian ini ke kiri terus kekanan berulang2.”Jelasnya sambil tersenyum kembali. “Apa yg terjadi, apa aku jatuh cinta sama andela, tapi gak mungkin, gak mungkin perasaan ini datang begitu cepat”ucapku dalam hati dan tiba2 andela menegur “Hey kok bengong ?” sahutnya .
            “Gak apa, kayak gini ya...” Tambahku sambil menggoyangkan angklung tersebut.
            “Salah, kayak gini loh..”Balasnya sambil memegang kedua tanganku, dan mengajarkan aku dengan teliti cara bermain angklung. Aku kembali hanya terdiam ketika andela memegang tanganku. Dan tiba2 dia kembali mengagetkanku. “Paham kan?” tanyanya
            “i...iyaa paham kok...” jawabku gugup.
            “Kok gemetaran gitu sih?” sahutnya.
            “Engg..enggak kok, kayak gini kan...”lanjutku sambil kembali memainkan angklung itu, dan kali ini aku benar. Lumayan lama kami belajar bersama hingga ayah andela pun kembali datang “Andela...Kembali kerumah...” ucap ayahnya dengan wajah garang, andela hanya menunduk dan berbalik arah lalu meninggalkan kami berdua.
            “Mas...Dengan hormat saya minta, jangan dekati anak saya, kalau sampai mas masih mengganggu atau mendekati anak saya, mas akan tau sendiri akibatnya, terima kasih.”Ucap ayah andela dengan wajah garangnya tadi, lalu berbalik arah dan meninggalkan ku sendiri. Ku hempaskan angklung yg ada ditanganku dan bertanya2     “Kenapa ?! Apa yg salah denganku?!” ucapku dalam hati.

            Malam harinya aku menguatkan diriku untuk mendatangi rumah andela,, sesampai belakang bagian rumahnya aku mendengar tangisan kecil seorang wanita dari dalam rumah andela, ku coba panjati kayu yg ada, tak kusangka ternyata itu andela, emosiku seketia naik, dan menuju depan rumah andela, lalu megetuk pintu rumahnya. “Tok...tok...tok!” tak lama kemudia seseorang membukakan pintu yg ternyata ayah dari andela “Mau apa lagi kamu kesini ?!” ucapnya dengan nada tinggi dan tangannya yg dikepalkan seakan2 ingin memukul ku.
            “Ada yg mau saya tanyakan kepada bapak...”ucapku yg sedikit kesal melihat perlakuan ayahnya andela pada andela. Ayah andela pun berjalan kedepanku, dan langsung menghajar wajahku, seketika aku terlempar dan mengeluarkan darah dari mulutku, saat aku ingin berdiri ayah andela mencoba masuk kedalam rumah “Asal anda tau ! Anda hanya menyiksa anak anda sendiri ! Gak akan ada orang tua yg tega menyandra anaknya sendiri ! Didalam ruang kecil dan gelap ! Orang tua macam apa anda ini !” ucapku dan kali ini emosiku benar2 tak bisa ku kontrol, lalu ayah andela mengambil kayu dan memukulkannya ke arah kepalaku sambil berkata       “Kamu tak tau apa2 tentang keluarga saya dan lingkungan disini !!!” alhasil aku jatuh pingsan ketika kayu itu terbentur keras ke kepalaku.

 Aku terbangun, kali ini aku berada disebuah ruangan yg baru pertama ku lihat, ku pegang kepalaku yg sekarang tertutupi oleh perban. Aku mencoba bangun, dan seketika seseorang membantuku untuk bangun, ternyata itu andela...”Andela...”ucapku.
            “Hay, maaf sudah merepotkanmu...”Balasnya sambil meneteskan airmata.
            “Aku dimana ?”Tanyaku.
            “Kamu ada dirumah aku sekarang, itu ada ibu sama papah aku...” Jawabnya lagi.
            “Hah rumah kamu ?” ujarku heran.
Lalu ayah dan ibu andela mendekatiku “Sebelumnya saya minta maaf, atas perlakuan saya pada kamu beberapa hari ini, silahkan duduk dulu dan tenangkan diri kamu” Ucap ayah andela.
Aku duduk dengan perasan bingung, kemudian ayah andela dan ibu nya pun duduk dihadapanku.
            “Sanggar musik tradisional disini sudah lama dibentuk, bahkan sebelum andela lahir. Dulu ada seorang gadis bernama Rina, dulu dia seumuran dengan andela, ceritanya hampir sama dengan andela, dia mengenal seorang pria dari jakarta, beberapa hari dia akrab, hingga akhirnya rina diperkosa lalu dibunuh oleh pria tersebut dan pria tersebut pun melarikan diri.” Ucap ayah andela yg memperjelas cerita masa lalu.
            “Lalu, apakah bapak dan ibu berpikiran bahwa saya akan melakukan hal yg sama pada andela?” Tanyaku.
            “Tidak begitu, namun ketika kelak kamu mempunyai anak perempuan, kamu pasti merasakan kekhawatiran menjadi sosok orang tua...”Tambah ayah andela.
            “Kamu itu hebat loh mas, bisa buat andela bahagia akhir2 ini, dulu itu dia pemalu, jarang senyum, semangatnya senin kamis, tapi semenjak kenal sama mas nya andela berubah jadi wanita yg lebih baik.”Sahut ibu andela.
            “Terima kasih pak, bu atas ceritanya, saya janji bakal jaga andela ...” Ujarku sambil tersenyum.

            Aku dan andela menuju keluar, dan melihat kembali orang2 disini berlatih.
            “Besok ada sesuatu yg mau aku kasih ke kamu, dan besok hari terakhir aku disini, aku harus balik ke jakarta, tapi nanti aku bakal kesini lagi, jaga hati kamu yaa, aku janji bakal jaga hati aku untuk kamu...”ucapku lalu memeluk andela.
            “Iya win, aku juga janji kalau hatiku juga cuma buat kamu.” Balasnya.

Malam harinya aku mempersiapkan diri untuk membuatkan andela sebuah angklung, namun ini bukan angklung biasa, aku sudah belajar dari orang2 sekitar sini cara membuat angklung dengan nada berbeda, dan niatku adalah membuatkan andela angklung dengan 8 nada yaitu DoReMiFaSolLaSiDo dalam 1 buah angklung saja, hingga larut malam pekerjaanku selesai. Keesokan harinya aku berpamitan dengan orang2 sekitar sini yg pastinya pada andela dan keluarganya...
            “Andela aku balik dulu ya, pak,buk saya balik dulu...”Ucapku pada andela dan kedua orangtuanya...
            “Iyaa hati2 ya ...”Jawab orang tua andela.
            “Iya pak,buk. Oh iya andela sesuai janji ku ini angklung buat kamu, tadi malam aku begadang buatnya, hehe...”Ucapku pada andela lalu memberikan angklung tersebut.
            “Loh ini angklung persis yg dibuat kakek aku dulu, ini yg bisa memainkan 8 nada sekaligus kan ?” Ujarnya histeris.”Makasih yaa win...”Tambahnya yg langsung memelukku secara tiba2.
            “Eh iyaa, angklung itu ada namanya loh...”Sahutku.
            “Hah masa ada angklung punya nama, kamu ini bisa aja...”Jawabnya heran sambil tertawa,”
            “Ya ada, nama angklung itu... Angklung Cinta...Untuk Andela...” Ucapku dengan meneteskan air mataku, namun aku menghapusnya agar tetap terlihat tegar dihadapan andela. Andela hanya mampu menangis,dan kembali memelukku seraya berkata “Aku tunggu kamu disini yaa...tapi tolong tetap ingat janji kita berdua untuk saling menjaga hati... untuk cinta yg abadi... kelak suatu hari nanti...” Ujar andela dalam pelukan hangatku...
            “Oh iyaa pinjam angklungnya dong bentar aja...”Ucapku, dan andela memberiku angklung tadi.

“Angklung cinta, ku titipkan kamu pada seorang gadis cantik dan baik, biarkan dia memainkanmu nada-nadamu dengan lembut nan anggun, kupercaya hanya dia yg mampu membuat nada-nada tersebut menjadi lebih indah dan karna ku tau, hanya dia yg melakukan itu semua dengan cinta yang tulus dari hati yang sempurna”

            “Udah nih, jaga baik2 ya terus berusaha, dan ingat, usaha keras itu takkan mengkhianati...” Ujarku lalu mengembalikan angklung tersebut pada andela, dan beregas menaikki mobil yg akan kutumpangi balik kejakarta...

“Selamat tinggal dan sampai ketemu lagi gadis cantik dan angklung cinta...”

Writer : @Agung_PZS / #AG

0 komentar:

Posting Komentar