Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 06 : 30, aku langsung tancap gas berlari kesekolah, didepan gerbang aku bertemu saudaraku, di depan gerbang, keliatannya dia membawa seorang gadis yang wajahnya manis sekali, gadis itu hanya beberapa kali tersenyum simpul.
“Aku kekelas duluan ya..” kata saudaraku.
“Aku kekelas duluan ya..” kata saudaraku.
Ketika aku masuk ke kelas, aku melihat seorang yang agak aneh, seperti bukan teman sekelas ku. Ketika di lihat-lihat ternyata dia gadis yang tadi, aku ingin berkenalan, tapi rasa malu ku sangat mendarah daging di tubuh ku, jadi lebih baik aku menunggu dia memeprkenalkan diri. Guru pun menyuruh dia memperkenalkan diri, dia pun akhirnya memperkenalkan diri.
“Nama ku Riskha Fairunissa, teman-teman ku di Jakarta sering memanggil ku Ikha..”
“Nama ku Riskha Fairunissa, teman-teman ku di Jakarta sering memanggil ku Ikha..”
Ikha adalah nama yang imut menurut ku, dengan wajahnya yang sangat manis nama itu semakin istimewa. Belum lama dia disini, aku sudah merasakan aura-aura yang tak beres.
Bel istirahat berbuyi. Biasanya aku jarang ke kantin, uangnya lebih baik aku tabung. Karena aku bosan, aku keluar, di pintu aku bertabrakan dengannya.
“Aww..” dia reflex.
“Maaf ya, kamu gak apa-apa?” tanyaku.
“Aww..” dia reflex.
“Maaf ya, kamu gak apa-apa?” tanyaku.
Dia hanya terdiam, dan langsung masuk ke kelas. Sepulang sekolah aku melihat dia di depan gerbang.
“Hey..” panggilku.
“Eh ada….. Kita kenalan aja deh!” pintanya, sambil meundukan wajahnya, malu-malu/
“Nama ku Ikha..”
“Oh, nama ku R….”
“Ya aku udah tau kok..” sambil bersalaman.
“Hey..” panggilku.
“Eh ada….. Kita kenalan aja deh!” pintanya, sambil meundukan wajahnya, malu-malu/
“Nama ku Ikha..”
“Oh, nama ku R….”
“Ya aku udah tau kok..” sambil bersalaman.
Tangannya halus sekali, seperti kain sutra.
“Kamu lagi nungguin siapa?” tanyaku.
“Aku lagi nungguin sodara kamu..” jawabnya.
“Gimana kalo aku anter pulang aja, kamu kan belum tau daerah sini..” ajak ku.
“boleh aja..” jawabnya, seperti tak percaya, dia menjawab dengan suara yang sangat gereget.
“Kenapa kamu pindah ke Bandung?” Tanya ku iseng.
“Aku cuma ikutin orang tua aja..” jawabnya malu-malu harimau.
“Kamu lagi nungguin siapa?” tanyaku.
“Aku lagi nungguin sodara kamu..” jawabnya.
“Gimana kalo aku anter pulang aja, kamu kan belum tau daerah sini..” ajak ku.
“boleh aja..” jawabnya, seperti tak percaya, dia menjawab dengan suara yang sangat gereget.
“Kenapa kamu pindah ke Bandung?” Tanya ku iseng.
“Aku cuma ikutin orang tua aja..” jawabnya malu-malu harimau.
Sesampainya di sana, ternyata rumahnya bersebelahan dengan rumah saudara ku, aku sangat senang.
“Makasih yah udah mau nganter aku pulang..” ujarnya, malu.
“Iya sama-sama..” jawab ku.
“Yaudah. Ee.. Assalamu’alaikum..” dia melambaikan tangannya malu-malu.
“Wa’alaikumsalam..” Ini yang membuat dia semakin menarik selain dia cantik, dia juga mempunyai akhlak yang baik. Tapi, mungkin karena aku baru kenal.
“Makasih yah udah mau nganter aku pulang..” ujarnya, malu.
“Iya sama-sama..” jawab ku.
“Yaudah. Ee.. Assalamu’alaikum..” dia melambaikan tangannya malu-malu.
“Wa’alaikumsalam..” Ini yang membuat dia semakin menarik selain dia cantik, dia juga mempunyai akhlak yang baik. Tapi, mungkin karena aku baru kenal.
Besoknya aku tak ingin menunggu waktu lama, tepat jam 6:15 aku sudah ada di sekolah, dan tak lama ketika aku datang, dia pun datang,
Memasuki pelajaran pertama pelajaran olahraga, semua berbaris dan di suruh berlari 3 putaran oleh guru, aku tidak menyianyiakan kesempatan ini untuk mengobrol dengan ikha, ketika dia tersenyum aku bilang, tuh mata kamu ilang, kami berdua tertawa, tak lama kemudian tiba-tiba Ikha menyandung batu dan terjatuh, lalu aku membawanya ke UKS.
“Kamu bisa ngobatin?” tanyanya, seperti tak percaya.
“Bisa, soalnya dulu waktu smp aku ikut ekstrakulikuler, jadi ya…” jawab ku.
“Kamu bisa ngobatin?” tanyanya, seperti tak percaya.
“Bisa, soalnya dulu waktu smp aku ikut ekstrakulikuler, jadi ya…” jawab ku.
Tak bosan-bosannya dia memandangku, wajah ku memerah karena malu.
Memasuki pelajaran terakhir, pelajaran IPS guru menyuruh siswanya berkelompok untuk mengerjakan tugas. Aku pun memanggil Ikha.
“Kita sekelompok aja gimana?” tanyaku memberi pendapat.
Ikha berbisik dalam hati, kenapa hati aku deg-degan banget.
“Eh, boleh, tapi masih kurang satu.” jawabnya.
“Tuh ada teman aku lagi nganggur..” jawab ku.
“Kita sekelompok aja gimana?” tanyaku memberi pendapat.
Ikha berbisik dalam hati, kenapa hati aku deg-degan banget.
“Eh, boleh, tapi masih kurang satu.” jawabnya.
“Tuh ada teman aku lagi nganggur..” jawab ku.
Kelompok kami terdiri dari, Ikha, aku, saudara ku, dan teman sebangku ku. Saudaraku menyuruh Ikha untuk mengerjakan tugas kelompok di rumahnya.
“Gimana kalo di rumah kamu aja, rumah kamu kan besar.” ucap saudaraku.
“Ah enggak juga..”
“Nanti kamu ajak saudaraku yah..” ucap saudaraku.
“Sama kamu aja lah..” jawab Ikha.
“Ih kenapa? Kamu pasti malu yah? Azeeek, ada yang jatuh cinta nih..” ucap saudaraku.
“Ih kamu apaan sih, enggak kok..” Ikha menjawab malu dan mukanya memerah.
“Terus kenapa muka kamu merah? Hhahaha.. Yaudah pokonya kamu yang bilang ke dia, aku harus ke toko buku..” ujar saudaraku.
Sepulang sekolah ikha memanggilku, sambil menunduk-nunduk.
“Eh, nanti jam 13:00 kamu dateng yah kerumahku..” ucapnya malu-malu.
“Oh, iya siap, nanti aku kasih tau teman ku juga..” jawab ku.
Beberapa menit kemudian kami berdua hanya saling terdiam, aku berbicara.
“Kamu kenapa belum pulang?”
“Aku nungguin kamu..” jawabnya.
“Oh, kamu mau dianter pulang lagi?” tanyaku iseng.
“Ihh, enggak kok. Gak apa-apa aku sendiri aja, aku udah tau ko jalannya, dadah!” jawabnya malu sambil melambaikan tangannya, dan tak lupa juga mengucapkan salam.
“Gimana kalo di rumah kamu aja, rumah kamu kan besar.” ucap saudaraku.
“Ah enggak juga..”
“Nanti kamu ajak saudaraku yah..” ucap saudaraku.
“Sama kamu aja lah..” jawab Ikha.
“Ih kenapa? Kamu pasti malu yah? Azeeek, ada yang jatuh cinta nih..” ucap saudaraku.
“Ih kamu apaan sih, enggak kok..” Ikha menjawab malu dan mukanya memerah.
“Terus kenapa muka kamu merah? Hhahaha.. Yaudah pokonya kamu yang bilang ke dia, aku harus ke toko buku..” ujar saudaraku.
Sepulang sekolah ikha memanggilku, sambil menunduk-nunduk.
“Eh, nanti jam 13:00 kamu dateng yah kerumahku..” ucapnya malu-malu.
“Oh, iya siap, nanti aku kasih tau teman ku juga..” jawab ku.
Beberapa menit kemudian kami berdua hanya saling terdiam, aku berbicara.
“Kamu kenapa belum pulang?”
“Aku nungguin kamu..” jawabnya.
“Oh, kamu mau dianter pulang lagi?” tanyaku iseng.
“Ihh, enggak kok. Gak apa-apa aku sendiri aja, aku udah tau ko jalannya, dadah!” jawabnya malu sambil melambaikan tangannya, dan tak lupa juga mengucapkan salam.
Setibanya di rumah Ikha tepat jam satu, hatiku sangat berdebar seperti ada “ROTASI BERAT”, tak lama ikha pun keluar.
“Eh Roman, kenapa gak masuk?” Tanyanya malu-malu ayo. Ikha langsung memegang tangan ku dan menyeret ku ke dalam. Sebenarnya aku tau, dia tegang, tangannya gemeteran saat memegang tangnku.
2minggu kemudian kerja kelompok dilaksanakan lagi, seperti 2minggu kemarin.
“Ikha!” teriakku di luar rumahnya.
“Eeh, masuk-masuk..”
“Eh Roman, kenapa gak masuk?” Tanyanya malu-malu ayo. Ikha langsung memegang tangan ku dan menyeret ku ke dalam. Sebenarnya aku tau, dia tegang, tangannya gemeteran saat memegang tangnku.
2minggu kemudian kerja kelompok dilaksanakan lagi, seperti 2minggu kemarin.
“Ikha!” teriakku di luar rumahnya.
“Eeh, masuk-masuk..”
Sepertinya rasa malu Ikha sudah memudar, karena kenyamanannya denganku, mungkin. Di sela-sela kerja kelompok, tiba-tiba Ikha berbisik di sebelahku.
“Eh besok kan hari minggu, gimana kalo kita jalan-jalan di taman?”
“Boleh jam berapa?” jawab ku.
“Kalo kamu bisa, kamu tunggu aku jam 06:00 disana..” balas Ikha.
“Bisa-bisa.” Jawab ku.
“Eh besok kan hari minggu, gimana kalo kita jalan-jalan di taman?”
“Boleh jam berapa?” jawab ku.
“Kalo kamu bisa, kamu tunggu aku jam 06:00 disana..” balas Ikha.
“Bisa-bisa.” Jawab ku.
Aku datang tepat waktu, seperti yang di janjikan, tak lama kemudian Ikha pun datang menggunakan baju berwarna ungu. Astaga aku seperti melihat bidadari yang jatuh dari kayangan.
“Sekarang kita kemana?” Tanya ku.
“Kita ke bioskop yuk!” jawab Ikha.
“Emang ada bioskop buka jam segini?” jawabku iseng.
“Ih kamu lucu deh, ya kita tunggu dong sampe jam 10 dulu, dasar kamu tuh..” menjawab sambil tertawa.
“Sekarang kita kemana?” Tanya ku.
“Kita ke bioskop yuk!” jawab Ikha.
“Emang ada bioskop buka jam segini?” jawabku iseng.
“Ih kamu lucu deh, ya kita tunggu dong sampe jam 10 dulu, dasar kamu tuh..” menjawab sambil tertawa.
Tak terasa waktu menunjukan pukul 10:00 kami pun langsung pergi ke bioskop.
Dua jam kemudian..
“Tadi seru banget yah..” Ikha mengungkapkan perasaannya padaku.
“Iya, kapan-kapan mau gak kesini lagi?” Tanya ku.
“Boleh-boleh, asal kamu yang bayar !” jawabnya.
“Hah? Aku yang bayar? Oke lah gak apa-apa, apa sih yang enggak buat kamu..” jawabku bercanda.
“Tadi seru banget yah..” Ikha mengungkapkan perasaannya padaku.
“Iya, kapan-kapan mau gak kesini lagi?” Tanya ku.
“Boleh-boleh, asal kamu yang bayar !” jawabnya.
“Hah? Aku yang bayar? Oke lah gak apa-apa, apa sih yang enggak buat kamu..” jawabku bercanda.
Ikha hanya tersenyum simpul malu-malu.
“Oke deh nanti aku yang beli tiketnya, jadi kita langsung nonton. Eh tapi kita mau nonto apa?” tanyaku basa-basi
“Apa aja deh yang penting seru..” jawabnya senang.
“Siap..”
“Oke deh nanti aku yang beli tiketnya, jadi kita langsung nonton. Eh tapi kita mau nonto apa?” tanyaku basa-basi
“Apa aja deh yang penting seru..” jawabnya senang.
“Siap..”
Minggu depannya..
Tak terasa waktu di dalam bioskop pun sudah usai, aku dan Ikha pergi bermain, entah apa yang harus kami mainkan.
“Kamu gak bosen main sama aku terus?” tanyaku iseng.
“Ya enggak lah, malah aku makin semangat main terus sama kamu..” jawab Ikha.
“Kamu gak bosen main sama aku terus?” tanyaku iseng.
“Ya enggak lah, malah aku makin semangat main terus sama kamu..” jawab Ikha.
Hari demi hari aku makin deket dangan Ikha. Hari demi hari juga aku melihat muka sedih yang di berikan oleh Ikha, aku tidak tau kenapa dia jadi murung begini, mungkin karena bosan? Mungkin.
“Kamu gak apa-apa?” tanyaku sambil tersenyum.
“Engga ko..” jawab ikha.
“Kenapa aku liat akhir-akhir ini kamu murung banget” Tanya ku heran.
“Kemana pun aku pergi kamu pasti ada di sampnig akukan?” Tanya Ikha tiba-tiba yang membuat aku makin heran
“Eeemmmm, pasti..” jawabku ragu.
“Kamu gak apa-apa?” tanyaku sambil tersenyum.
“Engga ko..” jawab ikha.
“Kenapa aku liat akhir-akhir ini kamu murung banget” Tanya ku heran.
“Kemana pun aku pergi kamu pasti ada di sampnig akukan?” Tanya Ikha tiba-tiba yang membuat aku makin heran
“Eeemmmm, pasti..” jawabku ragu.
Kita langsung saling mengaitkan kedua jari manis kita sambil berkata janji.
Ke esokan harinya tiba-tiba ada yang datang kerumahku menggunakan seragam, aku kira itu sodaraku ternyata Ikha, dia mengajakku untuk berangkat sekolah bersama.
“Ciieee, siapa tuh? Pacar ya?” kakaku menggoda.
“Bukan, ini Cuma sahabat ko..” jawabku malu.
“Ciieee, siapa tuh? Pacar ya?” kakaku menggoda.
“Bukan, ini Cuma sahabat ko..” jawabku malu.
Ikha hanya tersenyum dan mukanya memerah, jam demi jam pun berlalu, hari ini ikha deket banget dengan ku, hampir-hampir dia lupa mau mengajak ku untuk mengantarnya ketoilet, pada saat itu kami semua tertawa, tepat di gerbang sepulang sekolah, tiba-tiba di perbincangan, Ikha meminta ku untuk terus mengantarkannya pulang selama 2 hari ke depan, dan Ikha juga ingin setiap hari berangkat sekolah bersama ku. Aku menyetujuinya, karena aku merasakan pasti ada yang tidak beres dengan keadaan Ikha saat ini.
Kemana pun Ikha pergi pasti dia mengajakku, entah ke toko buku, ke mall atau yang lainnya, aku melihat sikap Ikha yang berubah, dia banyak memurungkan wajahnya, kelihatannya dia sangat sedih. Sesekali dengan tiba-tiba Ikha menjatuhkan air mata, entah kenapa, kesedihannya itu sangat aku rasakan.
Dirumah, aku tiba-tiba mengingat janji yang kita berdua nyatakan, dan tak terasa juga sudah 2 hari, suara nada sms pun terdengar, ternyata itu dari Ikha, aku heran kenapa dia hanya menuliskan tanggal, lalu aku cek tanggal itu, itu adalah tanggal dimana aku dan ikha berkenalan, lalu aku balas sms darinya ”masih inget aja kamu”, setelah beberapa jam tak ada sedikit pun suara dari hpku.
Saudaraku tiba-tiba datang ke rumah ku, nih ada kado dari ikha, firasatku benar, lalu aku buka kadonya, isinya kalender dan sepucuk surat, aku tidak tau apa yang di rencanakannya, gak kerasa yah udah 1 bulan 2hari kita kenal, “Lebih cepat dari hari di kalender”, Cuma itu kata-kata yang ada di dalam suratnya, aku sudah merasakan sedikit kepedihan.
Saudaraku tiba-tiba datang ke rumah ku, nih ada kado dari ikha, firasatku benar, lalu aku buka kadonya, isinya kalender dan sepucuk surat, aku tidak tau apa yang di rencanakannya, gak kerasa yah udah 1 bulan 2hari kita kenal, “Lebih cepat dari hari di kalender”, Cuma itu kata-kata yang ada di dalam suratnya, aku sudah merasakan sedikit kepedihan.
Keesokannya aku pergi kesekolah sendirian, Ikha tidak masuk, katanya sih izin.
Sepulang sekolah, lalu aku pergi ke rumahnya tidak ada siapa-siapa, lalu saudaraku keluar, dari rumahnya.
“Lagi apa kamu?” tanyanya.
“Lagi apa kamu?” tanyanya.
Aku hanya terdiam, dan merasakan pedihnya ditinggalkan oleh orang yang di sayangi.
“Ikha pergi, dia bilang padaku, untuk tidak bilang pada siapa pun, apalagi sama kamu, semoga kamu tabah dengan kepergian Ikha kembali ke Jakarta. Ikha tidak mau kamu bersedih, karena kesedihan kamu adalah dukanya. Ikha bilang kamu memberikan kenangan yang terindah..” ujar saudaraku.
“Ikha pergi, dia bilang padaku, untuk tidak bilang pada siapa pun, apalagi sama kamu, semoga kamu tabah dengan kepergian Ikha kembali ke Jakarta. Ikha tidak mau kamu bersedih, karena kesedihan kamu adalah dukanya. Ikha bilang kamu memberikan kenangan yang terindah..” ujar saudaraku.
Aku pun hanya bisa meneteskan air mata.
Kalender ini memang kenangan terindah dari Ikha, banyak sekali kenangan yang di berikan oleh Ikha, dan saat ini aku akan menjalani hari yang sepi, aku lemah tanpanya. Dengan kepergiannya mengajarkan aku untuk yakin selalu bersamanya dalam suka mau pun duka, dan tidak menyianyiakan kesempatan. Perpisahan ini bukan akhir dari segalanya, aku yakin suatu saat nanti aku akan bertemu dengannya.
‘’Mudah-mudahan..’’ batinku
‘’Mudah-mudahan..’’ batinku
Writer : @Agung_PZS / #AG
0 komentar:
Posting Komentar