Jumat, 18 Juli 2014

[Fanfict] Bingo! Inspired By : @SinkaJ_JKT48


Jam telah menunjukkan pukul 6 dan Sinka sudah siap untuk memulai harinya sebagai mahasiswi baru di salah satu Perguruan Tinggi. “Hmm sudah rapi nih.” Gumam Sinka sambil bercermin. Setelah sarapan ia berangkat mengendarai mobil Jazz putihnya. “Sin, yakin mau berangkat sendiri? Aku antar aja ya.” Ucap Naomi yang merupakan kakak Sinka. “Gak usah kak, Sinka bisa sendiri ke kampus.” Jawab Sinka. “Bukan gitu Sin, maksud aku itu kalau bareng kakak kamu bisa kakak kenalin temen cowok kakak biar kamu gak jomblo terusan haha.” Canda Naomi. “Ihh kak Omi apaan sih. Sinka itu mau cari cowok idaman aku sendiri, biar pas gitu.”Jawab Sinka. “Iya deh. Oh ya nyetirnya hati-hati jangan mikirin cowok terus haha.” Goda Naomi. “Ahh udah deh Sinka harus berangkat. Takut telat, nanti apa kata dosen.” Jawab Sinka. Kemudian Sinka langsung memacu mobilnya menuju kampus barunya itu.
            Sinka cenderung diam saja karena dia belum kenal dengan orang-orang disekitarnya. Sampai kemudian, “Hai, kamu kok kamu dari tadi diem aja.” Ucap gadis yang bernama Thalia. “Eh iya gakpapa kok”, balas Sinka. “Oh ya aku Thalia, panggil Tata aja.”Ucap Tata. “Aku Sinka Juliani, panggil aja Sinka. Salam kenal.” Jawab Sinka. Lalu semua berjalan normal sampai Sinka pulang dari Kampus
            Tak terasa sudah hampir 1 Semester Sinka menuntut ilmu di Kampus tersebut. Sinka masih cuek terhadap cowok seperti biasanya. “Eh, Sin banyak tau yang suka sama kamu di Kampus ini. Kok kamu sifatnya dingin banget sih sama cowok? Jangan-jangan kamu?” Tanya Tata. “Ihh kamu ngeledek aku ya Ta. Bukannya gitu aku dulu waktu SMP pernah deket sama cowok, dia bikin aku nyaman banget. Tapi semenjak lulus SMP aku lost kontak sama dia. Entah sekarang ia dimana aku gak tau Ta.” Jawab Sinka. “SMP ya Sin wihh itu kan udah hampir 4 tahun Sin. Kayaknya dia memang cowok yang baik Sin. Semoga kamu bisa ketemu lagi tuh sama itu cowok. Dan kenalin aku juga ya siapa tau dia bisa kecantol sama aku hehehe.” Ucap Tata. “Eh nakal ya, dia itu buat aku Ta!” Jawab Sinka. “Haha canda Sin. Jangan ngambek dong.” Ucap Tata seraya berdiri dan pergi. “Eh mau kemana kamu Ta?” Tanya Sinka. “Mau cari cowok emang kamu Jomblo tapi gak usaha hahaha.” Canda Tata kemudian pergi.
            “Kok pulangnya awal Sin? Tumben.” Tanya Naomi. “Iya kak bete aja males pergi-pergi.” Jawab Sinka. “Makanya cari cowok Sin biar kalau bete ada pelipurnya haha.”Ejek Naomi. “Kakak ini doyan amat ngejekin adeknya yang imut ini.”Jawab Sinka. “Ihh imut? Idihh imut kok cuekan haha.” Ledek Naomi lagi. “Kakak ini ngeledek aja, emang kakak udah ada pacar?” Tanya Sinka. “Ada dong emangnya kamu.” Jawab Naomi. “Siapa tuh kak?” Tanya Sinka. “Idih Kepo hahaha.” Jawab Naomi sambil pergi meninggalkan Sinka.
            Berhubung besok adalah hari libur, Sorenya Sinka mencoba mencari cowok yang selama ini memenuhi pikirannya. Ia mencoba bertanya pada teman-teman Ricky, cowok yang dicarinya itu. Dan akhirnya ia mendapat info bila Ricky kuliah di Kota yang sama dengan Sinka tinggal. “Alhamdulillah akhirnya dapet info tentang Ricky.” Gumam Sinka sambil senyum-senyum sendiri. Naomi yang melihat gelagat adiknya yang tak biasa itu kemudian mendekati Sinka dan mengagetkannya. “Hayooo, senyum-senyum sendiri ada apa nih?”. “Kakak nih ngagetin aja, gak liat apa adeknya lagi seneng.” Jawab Sinka sambil manyun.
            Jam 4 sore Sinka nekat untuk mencari Ricky di kampus yang ada fakultas teknik nuklir. Hampir 1 jam Sinka mencari namun hasilnya nihil, sampai saat dia melewati jalan kecil, Sinka didatangi 3 preman. “Hai, cewek cantik sini dong sama abang.”ujar salah satu preman itu. “Ogah, gak mau guee!” tukas Sinka. “Oh jadi ceritanya udah gak sayang sama nyawa nih. Oke, sekarang serahing barang berharga lo!” Bentak preman yang kedua. “Gak mau, aku gak mau serahin ke kalian.” Ujar Sinka. “Oke kalau itu mau mu neng cantik.” Kata preman ketiga sekaligus bersiap menodong Sinka dengan pisau. Sinka ketakutan sampai ia menutup matanya. Namun tiba-tiba ada seseorang yang melawan ketiga preman itu. Tak lama kemudian ketiga preman itu kalah oleh cowok itu. Namun, pada serangan terakhir cowok itu lengah dan salah satu preman berhasil melukai lengannya dengan pisau, kemudian preman itu kabur. Sinka yang bingung mau berbuat apa hanya bisa menangis. “Woi mbak, jangan nangis aja. Tolongin aku sakit nih lengan.” Ujar cowok itu. Seketika Sinka langsung menghampiri cowok itu. “Aduh Mas, lukanya dalem banget. Terus aku harus ngapain?” Jawab Sinka yang panik. “Gini aja tangan kiriku luka, aku gak bisa naik motor, tolong anterin aku ke dokter atau klinik cepet sakit banget ini.”Jawab cowok itu. Kemudian Sinka mengantarkannya ke dokter terdekat.
            “Makasih ya Mbak udah mau anterin aku ke dokter. Kalau gak ada kamu aku gak tau bakal gimana hahaha.” Ucap cowok itu. “Aduh mas, harusnya aku yang bilang makasih. Kalau gak ada masnya nanti saya udah abis sama preman itu haha.” Ujar Sinka. “Yaudah mbak saya pamit dulu ya itu sudah di jemput temen aku.” Ucap cowok itu sambil langsung pergi begitu aja. “Ehh, main tinggal aja.” Teriak Sinka. “Ihh dasar cowok aneh main tinggal aja. Gak pake ngenalin diri juga.”Gumam Sinka.
            Keesokan harinya Sinka menjalani rutinitas biasanya. Setelah selesai kelasnya selesai Sinka berencana langsung pulang karena ada janji sama kakaknya. Sesampainya dirumahnya Sinka kaget karena ada alunan piano. “Ini siapa ya yang main piano. Kak Naomi? Ahh gak mungkin dia kan payah banget. Satu-satunya yang bisa main itu kan Mami, padahal Mami sama Papi kan kerja di Jakarta.” Gumam Sinka. Langsung saja Sinka masuk ke ruang keluarga tempat dimana piano itu berada. “Kamu!” Ucap Sinka. “Eh, mbaknya yang kemarin hahaha ketemu lagi deh.” Ucap cowok yang menolong Sinka kemarin itu. “Oh Sin, kamu udah kenal sama dia.” Ucap Naomi. “Iya kak kemarin dia nolong aku waktu ditodong preman.” Ujar Sinka. “Wahh, makasih ya Rick udah nolongin adek aku.” Ujar Naomi. “Iya sama-sama Mi hehe.” Jawab Ricky. “Tunggu, kamu Ricky?” Tanya Sinka yang kaget karena nama cowok itu sama dengan orang yang selama ini dicarinya. “Iya, kenapa?” Jwab cowok itu. “Oi aku Sinka, kamu masih ingat aku kan?” Ucap Sinka. “Bentar.” Ucap cowok itu sambil berpikir. “Enggak Sin, maaf.” Jawab Ricky. “Coba tolong inget lagi Rick!” Pinta Sinka. “Rick, jangan dipaksain. Nanti..” belum selesai Naomi berkata tiba-tiba Ricky pingsan. “Ahh Rickk, Sinka cepet kamu siapin mobil! Kita bawa dia ke Rumah Sakit.” Ucap Naomi sambil menangis.
            “Gimana dok?” Tanya Naomi. “Anda saudaranya?” Tanya dokter. “Bukan dok saya temennya, gimana keaadaan Ricky?” Ucap Naomi. “Dia terlalu memaksakan ingatannya. Kan saya pernah bilang kalau jangan terlalu dipaksa. Dan tolong ingatkan dia untuk minum obat. Saya permisi dulu” Jawab Dokter. “Iya dok, terima kasih.” Ucap Naomi yang masih terlihat sedih. “Kak, dia kenapa sih?” tanya Sinka. “Aku baru kenal dia selama 4 bulan, dan ibunya bilang kalau Ricky 6 bulan yang lalu mengalami amnesia karena kecelakaan pesawat. Untung dia masih selamat.” Jwab Naomi. “Ohh maaf kak, aku kira dia..” ujar Sinka. “Siapa?” tanya Naomi. “Ah gak penting kak.” Ujar Sinka. Kemudian kakak beradik itu memasuki kamar Ricky. Tak lama kemudian Ricky pun siuman. “Ahh, tempat ini lagi ya.” Ucap Ricky. “Rick, keadaan kamu gimana?” Tanya Naomi yang khawatir. “Tenang Mi, aku udah gakpapa kok. Maaf buat kamu repot.” Jawab Ricky. “Maafin aku juga Rick buat kamu gini.” Sambung Sinka. “Ya, gakpapa kok Sin”Jawab Ricky lagi. “Eh Sin, kamu pulang gih udah mau malem dan tadi kayaknya rumah belum dikunci.” Ucap Naomi. “Loh, kak Naomi kok gak ikut?” tanya Sinka. “Malam ini aku mau nemenin Ricky disini dulu. 2 hari kedepan aku libur kuliah. Ibunya Ricky sekarang lagi di Jepang sedang ada meeting disana. Sedangkan Ayahnya ada di Semarang.” Jawab Naomi. “Yaudah aku balik dulu ya kak.” Kata Sinka yang keluar dari kamar rawat inap itu. “Mi, itu adek kamu ya?” tanya Ricky. “Iya Rick, napa? Awas kalau kamu sampai naksir adik aku sendiri.” Ujar Naomi. “Haha iya-iya galak bener nih pacar aku. Cantik ya kayak kakaknya.” Ucap Ricky yang dibalas senyuman manis Naomi.
            1 Bulan kemudian pada saat di rumahnya Ricky sedang membersihkan kolam ikan dirumahnya. Namun tiba-tiba ia terpeleset dan kepalanya terbentur pinggiran kolam, seketika ia dibawa ke Rumah Sakit oleh tetangganya. Tak lupa tetangganya menelpon Naomi. 2 jam setelah pingsan, Ricky pun siuman. “Naomi, kamu selalu aja ada disampingku makasih ya.” Ucap Ricky. Kemudian dengan tergesa-gesa Sinka masuk ke kamar perwatan Ricky. “Ricky, kamu gakpapa?” Tanya sinka. Melihat Sinka Ricky pun kaget, “Ka Kamu Sinka Juliani kan? Temen SMP ku dulu?” Tanya Ricky. “Ha? Kamu Ricky temen SMP ku itu?” Ujar Sinka yang tak kalah kagetnya. “Loh-loh Rick, kamu udah bisa nginget semuanya?” Tanya Naomi. “Iya Mi, aku udah inget semuanya.” Jawab Ricky. Itulah momen yang menyenangkan bagi Sinka karena ternyata ia bertemu orang yang selama ini dicarinya. Namun ia tak kalah sedihnya karena Ricky adalah pacar kakaknya sendiri. Setelah kejadian di rumah sakit itu Ricky dan Sinka sering jalan dan bernostalgia tentang SMP. “Rick, kamu inget gak sih waktu dulu kamu bilang suka sama aku?” Tanya Sinka. “Momen itu masih aku ingat Sin, walaupun sempat aku lupakan selama 6 bulan karena amnesia. Tapi aku sadar bahwa aku akan selalu ingat. Aku masih ingat kok Sin waktu kamu habis itu kabur langsung hahaha.” Jwab Ricky. “Ahh kamu itu gak berubah Rick, sebenernya itu Rick saat itu aku juga suka kamu Rick.” Ucap Sinka. “Sin.” Ucap Ricky perlahan,”Kenapa kamu dulu gak jawab malah kabur? Jujur ya waktu aku ngomong itu aku gugup setengah mati dan mengumpulkan keberanianku sekuat tenaga. Karena kejadian itu aku menyimpulkan kalau kamu menolakku, maka dari itu aku sempat menghilang ke Jogja selama SMA. Kemudian lulus SMA aku berusaha mencarimu lagi disini berharap bisa menemukanmu, tapi malah ada insiden yang membuatku amnesia itu, dan akhirnya aku bertemu kakakmu yang dengan sabar menuntunku untuk mengingat semuanya.” Jawab Ricky panjang lebar. “Maaf Rick, sekarang apa kamu..” Belum sempat Sinka selesai berkata Ricky menjawab, “Tentu saja aku masih sayang kamu Sin, aku sayang kamu selama hayat masih dikandung Badan. Tapi untuk sekarang Kakakmu sudah memiliki hatiku.” Jawab Ricky. Sinka sangat sedih mendengar itu, tapi apa mau dikata Ricky juga tak bisa disalahkan. Ricky pernah menyatakan perasaannya pada Sinka, Sinka pun juga tak mau melukai hati kakaknya. Bagaikan memakan buah simalakama itulah yang dialami Sinka saat ini. “Anu Sin, aku punya ini nih, benernya dari dulu aku pengen banget ngasih ini ke kamu.” Ucap Ricky sambil memberikan kalung kepada Sinka. “Iini buat aku Rick?” Tanya Sinka. “Iya lah itu liontinnya ada inisial nama kamu tuh, sama ada kode angka.” Jelas Ricky. “Kode apa tuh Rick?” Tanya Sinka. “Nanti kamu juga tau kok Sin.” Jelas Ricky sambil tersenyum. “Ah kamu itu gak berubah sama sekali sejak dulu.” Canda Sinka.
            Mulai hari itu Sinka selalu memakai kalung pemberian Ricky. Namun Sinka terasa aneh apabila melihat kakaknya selalu terlihat agak sedih bila melihat kalung itu. Sampai suatu hari Sinka meminta untuk ketemuan dengan Ricky. “Eh, Sinka tumben banget kamu ngajak aku ketemu. Ketemuannya di tepi danau lagi haha.” Ucap Ricky. “Rick, udah lama nunggunya ya?” Tanya Sinka. “Enggak kok Sin, terus ada urusan apa kamu ngajak aku ke sini?” Tanya Ricky. “Anu Rick, jujur aku masih sayang banget sama kamu Rick, masih cinta banget sama kamu.” Ucap Sinka. “Iya Sin aku tau tapi kenapa kamu sampai risau begitu?” Ujar Ricky. “Kamu adalah pacarnya kakak aku dan mungkin saja calon kakak iparku. Aku sayang sama kamu Rick. Maka dari itu aku gak mau jadi penghalang kebahagiaanmu.” Jelas Sinka. “Sin...” Ucap Ricky yang kaget karena Sinka tanpa berkata-kata langsung melempar kalung yang ia berikan ke danau. “Sinka kamu ngapain sih.” Teriak Ricky yang juga langsung lompat ke dalam kolam. “Rickyyy.” Teriak Sinka. Tak lama kemudian Ricky muncul di permukaan dan langsung keluar dari danau. “Rick, kenapa kamu sampai loncat ke danau? Nanti kalau..” Belum selesai Sinka bicara langsung saja Ricky berkata, “Udahlah Sin, aku gak peduli kalau kamu menghalangi kebahagiaanku atau apalah itu. Apapun yang terjadi aku tetap ingin kamu memakai kalung ini.” Ucap Ricky. Sinka hanya mampu menangis, namun bibir manisnya itu tersenyum bahagia melihat Ricky yang masih sayang sekali padanya. Namun tanpa mereka berdua sadari ternyata Naomi muncul dari belakang mereka. “Rick, jadi Sinka ya orang yang dulu mewarnai harimu.” Ucap Naomi. “Eh, Naomi a aku..” Ricky hanya bisa mengucapkan kata-kata itu. “Gakpapa kok Rick, selama Sinka dan kamu bahagia aku juga bahagia kok Rick.” Ucap Naomi sambil tersebyum namun air matanya mengalir. “Rick, aku ingin kamu bahagia sama adek aku, dan maaf juga bila aku selama ini ada salah sama kamu.” Ucap Naomi lagi. “Kak, maksud kakak apaan sih?” Tanya Sinka. “Naomi, maaf aku gak bisa menuhin permintaanmu. Aku terlanjur cinta sama kamu. Ketika aku sakit, kamu selalu ada untukku. Bagiku kamu lah lentera yang berhasil menerangi hidupku lagi. Sejak ingatanku hilang aku kehilangan semangat, dan lupa apa tujuan hidupku yang sebenarnya.” Ucap Ricky. “Iya kak, aku bahagia kok liat kak Naomi sama Ricky bersama, Sinka gak sakit hati sama sekali. Aku udah cukup bahagia Ricky masih ingat aku dan ngasih kado ini.” Ucap Sinka. “Jadi Naomi, kamu mau gak melajutkan hubungan ini?” Tanya Ricky. “Eh, maksudmu apa Rick?” tanya Naomi. “Ya, aku sama kamu kan sudah lulus kuliah dan aku udah dapet kerja. Aku juga udah punya Rumah. Kalau hubungan kita menuju pelaminan gimana ya Mi? Tanya Ricky. “Kamu serius Rick?” Tanya Naomi. “Iya dong kamu mau gak?” Tanya Ricky lagi. Naomi menangis haru mendengarnya. “Wah Selamat ya Kak Naomi dan Kak Ricky hahaha.” Ucap sinka. Sinka lega, ia melihat Ricky dan Naomi bahagia. Itu cukup membuat Sinka bahagia.


END

Follow My Twitter : @Agung_PZS

2 komentar: